Buscar

Páginas

Kontribusi dari Hati

 


Ketika ditanya alasan melakukan sesuatu, pernahkah kamu hampir tak punya jawaban apapun selain yaa.. karena seneng aja. Mungkin sering. Tapi kalau suatu yang kita lakukan itu baik dan butuh effort, kayaknya jarang.

Iya, jarang aku menemui orang yang berkontribusi tanpa ada motivasi pasti, selain hanya karena “bahagia” melakukannya. Salah satunya Ahmad Shofwan Muis, orang yang beberapa tahun yang lalu pernah bikin gerakan sosial yang unik dan cukup viral: #BotakinShofwan


“ Aku suka orang lain senyum. Apapun itu. Tapi cara paling gampang melihat orang senyum, dengan kegiatan sosial. Mendongeng, #BotakinShofwan, jadi relawan bencana, bahkan jadi trainer outbound,” tutur pria asal Makassar tersebut.

 

Tentang #BotakinShofwan

Senyum itu menular. Pun kebaikan. Satu niatan baik, lanjut Shofwan, selalu menjadi gayung bersambut dan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya. “Kayak di #BotakinShofwan, targetnya itu cuma sejuta, dari teman-teman dekat aja. Eh tahunya belum seminggu udah 5 juta. Bukan aku yang sebarin juga jarkomannya,” kenangnya. Bahkan dalam waktu tak kurang dari satu bulan, gerakan #BotakinShofwan berhasil mengumpulkan donasi mencapai 25 juta rupiah.

 

Gerakan itu bermula ketika Shofwan yang masih gondrong. Ia beberapa kali ke Maya Ananta, (sebuah ruang bermain khusus anak-anak penyintas kanker di RS Moewardi Solo, red) untuk sekadar bermain atau mendongeng. Saat itu ia sedang menempuh semester akhir, dan ada regulasi yang melarang sidang skripsi dengan penampilan gondrong. “Yaudah aku bilang mau botak deh. Eh tapi kok botakku masa sekadar botak sih? Yaudah aku hubungkan lah benang merah botakku dengan adik-adik di Maya Ananta. Bahwa botakku untuk memberi dukungan moril bagi mereka,” terang alumnus Psikologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) tersebut.

Bahkan, lanjutnya, ada anak fakultas lain yang keliling ke kelas-kelas untuk menjelaskan tentang #BotakinShofwan. “Aku lagi ikut acara sebagai peserta, ada peserta lain yang aware dengan aku. Malah diajakin foto. Kirain aku salah denger. Kirain dia mau ngajak foto pembicara yang lagi berdiri di deketku. Terus dia ikutan botak juga. Akhirnya ada 13 orang yang botak. Dan gak cuma di Solo. Ada botak dari jauh juga. Dan aku baru tahu beberapa bulan dan dua tahun setelahnya,” tutur pria berkacamata tersebut.

 

Waaah… Luar biasa ya efek domino dari gerakan sederhana ini. Padahal awalnya cuma buat persyaratan sidang skripsi, malah bisa buat ngumpulin donasi.

 

Awal Mula...

“Aku suka kegiatan sosial sejak SMP sih. Tapi kalau terjun bikin sendiri itu ya pas kuliah,” ujarnya.

Selain #BotakinShofwan, pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini juga mendirikan Buku Anak Indonesia bersama tiga teman KKN-nya yang lain. Sebuah platform sosial untuk mengirim buku bacaan anak ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Shofwan memang memiliki concern tersendiri terkait pendidikan. Ia juga pernah membuat kegiatan #TamanBacaKorago untuk anak-anak di Morotai Utara, Maluku Utara. Kegiatan ini ia gagas bersama teman-teman di Rhenald Kasali (RK) Mentee.

 

Tak cukup sampai di situ, alumni FIM 21 tersebut juga pernah membentuk komunitas Young on Top (YoT) regional Solo sekaligus menjadi ketua pertama di sana. Wahhh, bener-bener babat alas yaa..

 

Gimana gais? Udah bikin orang lain senyum dari kebaikan kita hari ini?

 

 

Oleh:

Riris Septi Arimbi (@ririsarimbi)

0 komentar:

Post a Comment