Buscar

Páginas

Reliable, Bentuk Militansi dalam Organisasi

Kalian punya gak sih teman yang sangat bisa diandalkan, bahkan tanpa diminta? Kita kadang suka overwhelmed sama banyak kegiatan, sampai gak sempat untuk buka grup-grup WA dan akhirnya missed informasi. Adalah sebuah anugerah tersendiri ketika kita punya teman yang bersedia nge-forward segala jenis jarkoman via japri ke teman-temannya, dan selalu ngingetin kayak “Jangan lupa ntar malem ada rapat,” “Jangan lupa isi form,” atau rajin nge-tag semua anggota di grup supaya informasi tersampaikan.

Kelihatannya sepele sih.. tapi ternyata ada loh orang yang mau repot-repot kayak gitu.

Kenalkan gaes, ini temenku, namanya Muhammad Azhar Pratama. Antara gabut dan militan beda tipis ya bun. Tapi salut sih sama totalitasnya Azhar. Wajar banget dapet julukan Duta Data FIM 21. Segala informasi sesepele jumlah followers IG tiap Regional FIM aja dia tau.

Sebagai orang yang tidak relate dengan militansinya Azhar, aku jadi kepo kenapa dia bisa kayak gitu.

 

Latar Belakang Aktif di Berbagai Organisasi

“Simpel sih, kebutuhan dan hati yang sinkron untuk bergerak,” jawab cowok yang baru meraih penghargaan Kooreg of the Year 2020 ini.

Menurutnya, aktif di berbagai organisasi sebenarnya tidak seaktif apa yang dilihat orang. Mantan Koordinator Regional (Kooreg) FIM Tangerang ini punya batasan diri untuk aktif di mana. Hal itu terkadang muncul dari kebutuhan dan sikap diri sendiri yang sering kali tidak sanggup melihat orang lain kesulitan, atau mungkin ekspektasi terhadap diri sendiri. Wallahu a'lam. Entah kenapa banyak hal yang orang percayakan ke aku,” tuturnya.

 

Urgensi Berorganisasi

“Penting! Kita akan tau dan sedikit menganalisa kemampuan diri ini di mana, bahkan belajar memahami orang lain. Sikap empati akan tumbuh. Jadi di sini bukan hanya perihal skill dan experience,” ujar cowok kelahiran 20 Oktober 1996 tersebut.

 

Awal Mula…

“Panggilan hati, panggilan hati berasal dari keresahan diri, keresahan diri berasal dari muhasabah diri, muhasabah karena sadar aku orang yang gak bisa hanya berjalan di tempat,” terangnya.

Azhar mengaku, dulu, ia adalah tipe pendiam dan hanya punya sedikit kawan. Sampai pada akhirnya merasa ‘aku gak bisa gini terus’. Lalu datanglah kakak-kakak Rohis (Rohani Islam) menawarkannya untuk bergabung.

Di situlah pengalaman organisasi Azhar berawal. Ia mulai menyadari bahwa berorganisasi itu memang melelahkan. Namun goalnya adalah keberkahan. “Jadi punya banyak kawan dan teman cerita, jadi punya banyak ilmu baru, jadi tau dinamika sosial bermasyarakat, dll,” ungkapnya.

 

Kesulitannya dalam memulai berorganisasi adalah: Adaptasi.

Menurutnya, perlu pintar menganalisa kondisi lingkungan dan arah tujuan organisasi. Apakah goals organisasi relate dengan goals diri sendiri atau tidak, patut disinkronisasikan.

 

Menjadi Militan

Azhar mengaku tak selalu militan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keaktifannya dalam berorganisasi. Dua di antaranya: berada di tempat yang tepat dan tempat yang sebelumnya punya pengaruh signifikan.

Untuk menumbuhkan sikap militan dan totalitas, bisa dimulai dari melakukan hal yang bisa dilakukan. Belajar empati dari hal-hal kecil, insyaAllah bisa membuka jalan untuk bisa totalitas.

“Tapi, untuk menemukan tempat yang tepat, kamu harus bisa sedikit mengenali dan analisis diri sendiri apa yang dibutuhkan, apa yang bisa benar-benar kita cari valuenya, apa yang dari diri sendiri bisa lakukan untuk melayani orang lain (yang pastinya ada batasan tertentu ya), niat lillahi ta'ala, semuanya diracik dan dicampur jadi satu,” tutupnya.

 

Wah ternyata menjadi militan itu gak sesederhana apa yang terlihat di permukaan aja ya gaes. Ada perasaan nyaman yang harus dilibatkan, ada SoB (Sense of Belonging) dalam organisasi, ada lingkungan yang juga menjadi supporting system, dan masih banyak lagi.

Couldn’t agree more! Relate sama nasihat seniorku dulu: “Bibit yang baik harus bertemu dengan tanah yang baik, air yang cukup, dan suhu yang pas. Kalo engga, dia gak akan jadi apa-apa.”

 

 

Oleh:

Riris Septi Arimbi (@ririsarimbi)

 

0 komentar:

Post a Comment