Buscar

Páginas

Followership, Urgensi Peran yang Terabaikan

 


Dewasa ini, peran Leadership terdengar lebih akrab di telinga, lebih digaungkan di mana-mana. Ya gak salah sih.. Tapi, menurut pak Anies Baswedan, seseorang bisa dikatakan Pemimpin karena punya Pengikut. Sekeren apapun jabatan seorang CEO atau manager, takkan lepas dari peran bawahannya. Pun dalam lingkup kepanitiaan atau organisasi. Tapi, peran Follower justru seringkali dikesampingkan.

“Kalau kita mengenal leadership sebagai skill set dalam memimpin, maka followership adalah skill set dalam mengikuti (sebagai pengikut). Sebut saja kepengikutan,” terang Desy Hafidhotul Ilmi alias Iil. Jadi, lanjutnya, menjadi pengikut dalam suatu organisasi itu tidak menggunakan asas ‘kan tinggal ikut aja’. Tapi ada skill tersendiri.

Ya kali ngikut doang. Iya-iya melulu gitu. Wkwkw,” – Iil, 2021.

 

Urgensi Followership

Proporsi pengikut dalam sebuah kelompok, selalu lebih banyak dibanding pemimpin. Jika dunia development organisasi selalu fokus pada peningkatan leadership, sebenarnya mungkin ada 10 kali lipat manusia yang menjadi follower, yang butuh dilatih skill kepengikutannya juga. Mereka juga punya peran penting dalam proses mencapai tujuan organisasi.

Btw pertama kali dengar kata followership sewaktu LMD (Latihan Mujtahid Dakwah) di Salman tahun 2016. Amazed banget karena sebelumnya selalu dicekokin pakai kata leadership. Dan pas cari tahu lebih lanjut, ternyata studi followership cukup berkembang, saya yang kudet,” terang alumni LMD angkatan 184 tersebut.

"He who can not be a good follower, cannot be a leader." - Aristoteles, yang disampaikan juga oleh Pak Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia.

 

Sebelum menjabat posisi strategis di organisasi maupun komunitas, Iil tentu mengawali pengalamannya menjadi anggota. Sebut saja Forum Indonesia Muda (FIM), Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Maskam Undip, Gamais FKM Undip, UKM Peduli Sosial, Komunitas Teman Halal Semarang, dan sebagainya.

 

Menjadi Follower yang Baik

“Saya mungkin belum jadi pengikut yang baik ya, masih selalu belajar. Kalau dalam pemetaan oleh Robert E. Kelly, jenis follower paling pucuk namanya exemplary follower,” tutur mahasiswi Undip ini. Exemplary followers yang dimaksud, adalah mereka yang memiliki mindset kontribusi sangat positif, memikirkan apa yang bisa diberikan untuk keberlangsungan organisasi. Selain itu, mereka punya totalitas dalam kinerjanya. Sehingga, followers jenis ini adalah anugerah terindah yang dimiliki dalam sebuah kelompok. *koq kayak lagunya So7 yaa

“Lebih detail tentang menjadi follower yang efektif bisa dicari sendiri, bakalan lebih seru,” ujar perempuan 23 tahun tersebut.

 

Ada hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan jiwa followership yang baik. Di antaranya: memiliki inisiatif, kritis yang positif, menanyakan ke pemimpin harus jadi follower yang bagaimana, beri ide dan value, budayakan konfirmasi, dan jadilah responsif.

“Asli sih, budaya tidak konfirmasi itu suka mendzolimi orang lain. Tidak responsif juga sering terjadi, ya. hahaha, aku juga masih gitu sih. Jadi kadang buat berupaya jadi follower yang baik, aku harus refleksi, kalau aku jadi leader, aku tuh gak suka kalau followerku gimana ya? Oh ternyata follower yang begini begitu agak membebaniku, jadi aku berusaha ga jadi begitu wkwk,” ungkap Koordinator Regional FIM Semarang tahun 2020 tersebut.

 

Belajar menjadi follower yang baik, juga mampu membawa Iil menyabet banyak prestasi. Di antaranya Bronze Medal Thailand IPTEX 2019, Juara I MTQ Undip cabang Debat Bahasa Inggris 2019, Indonesian Delegates in The 2nd Walailak University Cultural Camp 2018, Top 5 Public Health National Campionship UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018, Muslimah Inspiring Undip 2017, dan masih banyak lagi.

 

Harapan

Leadership dan followership adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Dalam satu waktu, kita akan selalu menjadi leader dan follower sekaligus.

“Saya berharap ke depannya, followership lebih diperhatikan sebagaimana leadership. Dan tentu saja, saya juga berharap banyak orang yang aware untuk mengupayakan jadi exemplary follower, TERMASUK DIRI SAYA JUGA HAHA,” tutupnya.

 

 

Oleh:

Riris Septi Arimbi (@ririsarimbi)

Start Over

 


Assalamu’alaykum warohmatullah..

Lama ya kita tidak berjumpa. Aku tau kalian rindu~

Jadi blog ini udah ada sejak aku kelas 1 SMA, tahun 2011. Wow, it’s been a decade! Pembaca lama pasti tau betapa receh dan minim faedahnya tulisan-tulisanku di blog ini. Karena isinya cerita-cerita konyol, kocak, gesrek, akhlakless, serta kelakuan bobrokku  dan temen-temenku dari jaman SMA sampek kuliah dulu.

Oke lanjut.

Nah sekarang aku pengen rombak blog ini, aku make over lagi, aku perbaharui biar lebih berfaedah. Semua postingan lamaku aku take down, aku masukin ke draft. Hehehe


Sebagai mantan jurnalis, sesungguhnya aku kangen liputan lagi sama orang-orang keren. Daaaannnn…. Karena aku punya banyak temen-temen keren, kenapa gak mereka aja yang aku profilin? (Kalo saham kalian naik, tolong jangan lupakan aku ya gaes~)

So I think, blog ini nantinya bakal aku manfaatin buat bagiin insight dari mereka. Yang seringkali bikin aku wonder of how they start what they do, their achievements, or something they’ve been striving. Simply like how they start the day. Biar aku bisa memetik pelajaran. Karena pada dasarnya, ini cuma project personalku aja, tapi aku harap kebermanfaatannya bisa meluas. Tapi mohon maaf kalo tulisannya agak receh dikit.

 

Karena 2020 jadi tahun yang berat buat kita semua termasuk aku. Dengan adanya tulisan-tulisan blog ini, aku harap kita bisa dapet banyak inspirasi. Gpp koq mulai lagi, kamu gak sendiri. Gpp koq kalo masih jauh dari tujuan. Yang penting jangan nyerah aja..

Kayak lagunya Bandaneira:

“Yang patah tumbuh, yang hilang berganti

Yang hancur lebur, akan terobati

Yang sia-sia, akan jadi makna

Yang terus berulang, suatu saat henti

Yang pernah jatuh, kan berdiri lagi

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti..”

 

Aku bersyukur Allah menciptakan aku sepaket sama fitur Optimis yang udah default bawaan pabrik, jadi ga bisa diuninstall.

Namanya hidup pasti ada fase sulit. Tapi yang paling sulit menurutku adalah untuk bangkit dan memulai kembali. Tapi bukan berarti ga bisa. Aku suka bilang sesuatu itu “sulit” biar aku ketrigger buat “bisa”. Karena aku suka perasaanku ketika ngerasa tertantang. Ntah kenapa.. 

 

So just do the best and let the things fall into places.

Looking forward to share all of the inspiring stories with you..